Rabu, 22 Agustus 2012

H+3 Lebaran ...

P.H.O.T.O.B.L.O.G : Iedul Fitri Day-3

Sebelumnya minal aidin walfaidin dulu ya, mohon maaf lahir dan bathin …….

Di lebaran hari ke-3 tahun 2012 ini aku berkunjung ke rumah sanak saudara yang berada di desa Cipancur, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Barat. Desa ini tak begitu terisolir, lokasinya dekat dengan jalan raya. Namun suasananya begitu tenang, sejuk dan penduduk desanya juga sangat ramah, rumahnya pun banyak yang masih berupa gubuk dan terbuat dari anyaman bambu. Salah satu kerabatku ada yang tinggal disini, seorang nenek tua berambut putih dengan goresan tegas yang terukir rapih di keningnya menandakan usianya yang tak lagi muda, dia adalah kakak perempuan dari kakekku dan aku biasa memanggilnya dengan sebutan “Toa Kasah”.
Aku lupa menanyakan berapa usianya sekarang, mungkin sekitar 70-80 tahunan. Dia tinggal bersama suami dan anak-anaknya, ketika aku dan keluargaku datang mereka menyambut kami dengan penuh keramahan. Lucunya mereka menganggap kami seperti orang yang baru datang dari kota saja, padahal kami juga berasal dari desa yang tak begitu jauh dari desa mereka. Jaraknya hanya sekitar 15 km dan ditempuh dengan waktu ± 30 menit menggunakan sepeda motor, tetapi meskipun jaraknya dekat desa kami sudah terpaut beda provinsi. Desaku berada di perbatasan Jawa Tengah (ujung paling kiri) sedangkan desa mereka di perbatasan Jawa Barat (ujung paling kanan), dalam berkomunikasi sehari-hari kami menggunakan dialek dan logat yang sama yaitu bahasa sunda ala british (read : sunda rusak). Memang seperti itulah kalo jadi orang perbatasan, bahasanya penuh dengan kontaminasi J

Salah satu mata pencaharian mereka adalah sebagai tukang gula kawung (gula merah), mereka mengambil sari gulanya sendiri dari pohon di kebun dekat rumahnya. Pohonnya dinamakan pohon kawung, batangnya cukup besar dan tinggi dengan daun yang mirip daun kelapa, buahnya kecil-kecil dan banyak, mungkin pohon ini termasuk kedalam kelas palmae atau pohon palem-paleman. Sari gula yang mereka ambil rasanya sangat manis, warnanya putih keruh, dan kamipun beruntung bisa mencicipinya. Mereka biasa mengambil sari gula itu dipagi hari, lalu sari gula yang didapat digodok di tungku tua yang berada dalam gubuk kecil dipinggir rumahnya. Katanya butuh waktu 12 jam untuk menyulap sari gula itu menjadi gula merah yang siap disantap…sllerppp !!!
  

Tanpa terasa waktu cepat berlalu, waktu sudah menunjukan pukul 12.00 WIB dan mataharipun telah bertengger angkuh di atas kepala kami. Saatnya kami pulang kerumah, tidak lupa untuk mengabadikan hangatnya momen lebaran kami narsis bareng-bareng dulu sebelum beranjak dari situ.

Sekian, thankyou for visit dude!!!

0 komentar: